Tuesday, November 25, 2014

Saya lahir hari Jumat, 25 November 1988 di RS Borromeus, Bandung. Saya lahir normal dan en caul, alias lahir utuh dengan ketubannya. Suster memecahkan ketuban yang melindungi saya setelah saya lahir. Dicubit kata ummi. Setelah ketuban dipecahkan baru deh saya nangis. Kasus en caul hanya terjadi sekitar 1 dari 80.000 kelahiran (kata google). Cukup langka walau gak langka-langka amat (mengingat tiap tahun ada jutaan bayi baru yang lahir). Biasanya ini terjadi pada bayi yang badannya kecil atau prematur. Dalam kasus saya, saya lahir sudah cukup umur cuma badannya memang kecil, 2800 gr saja. Sampai saya menulis ini saya masih heran… kok bisa ya gak pecah ketubannya ketika melewati jalan yang sempit itu, elastis sekali!
Yai, Nyai, Abah, Ummi dan Saya

Bulan November 26 tahun yang lalu sama seperti November di tahun lainnya, musim hujan. Ditambah saat itu keluarga kecil kami tinggal di daerah Bandung utara. Dingiiiin. Lebih dingin dari pada Bandung sekarang. Waktu itu Bandung belum macet, belum banyak polusi, belum banyak mall. Di sekitar rumah kontrakan kami cuma kebun, kalau malam yang terdengar suara jangkrik dan binatang-binatang lain.
Karena dingin saya jadi sering nangis, sering minta nenen, sering ngompol. Popok bertumpuk. Saat itu belum ada diapers dan belum umum mesin cuci. Cucian popok pun susah kering karena gak ada matahari. Jadi abah pakai kandang ayam (yang bersih) di tengahnya di pasang petromak, lalu popok saya di taruh di sekitarnya. Mesin pengering home made.
[Ibu-ibu abad 21 bersyukurlah di zaman kalian udah ada diapers dan mesin cuci dengan pengering elektronik! :p]
Musim hujan bukan bearti saya gak mandi. Menurut penuturan ummi, abah sering mandiin saya. Dan berlama-lama mandiin saya sampai saya menjerit-jerit kedinginan. Belum puas main air dengan anak pertamanya abah juga berlama-lama memakaikan saya baju. Sambil diajak ngobrol lah, sambil nyanyi lah. Sampai dimarahin ummi supaya cepet-cepet dibajuin dan saya berhenti nangis kedinginan. Kata ummi, abah tuh kesenengan dapet anak. Jadi diajak main terus. Saya memang anak pertama, tapi bukan dari kehamilan pertama. Jadi kehadiran saya memang sudah sangat dinantikan, hoho.
Btw, ummi sendiri di awal-awal gak mau memandikan saya karena gak berani, takut tenggelam atau atau keseleo bayinya. 
Tapi kejadian saya mandi berlama-lama ini masih kalah epic sama kejadian kayu putih tumpah. Jaman dulu kayu putih itu botolnya kaca, bukan plastik seperti sekarang. Suatu hari, satu botol pecah. Karena lebar (bahasa Sunda, artinya sayang atau mubazir), jadi ummi mengoleskan minyak tumpahannya ke badan saya. Kebanyakan, melepuhlah perut saya. Lalu panik lah orang-orang di dunia kecil itu.
Sepertinya heboh sekali pasangan suami istri muda ini. Ckck…

Karena ummi KB, beliau baru hamil lagi setelah saya berumur 4 tahun. Waktu itu saya ditanya, “Frida pengen punya adik berapa?” Saya jawab “sepuluh” sambil menunjukkan sepuluh jari saya. Saya inget kejadian ini, waktu itu ummi nanyanya pas lagi hamil besar Faizal ketika kami sedang jalan bareng menuju pasar ikan di Tanjung Balai Asahan, Sumatra Utara. Ummi juga inget kejadian ini dan masih suka becandain saya pakai cerita ini.
Alhamdulillah, Allah ngasih saya adik empat. 
Ummi itu sering banget cerita dan mengungkit-ungkit proses kelahiran setiap anaknya. Tentang saya yang lahir dengan ketuban lah, Faizal yang divakum dan lahir pas malem takbiran, Faizah yang sungsang dan lahir pas Jum’atan, Fuad yang gampang brojolnya tapi abah gak ada karena lagi sokolah di Adelaide, dan Fauzi yang selamat dari percobaan aborsi tapi malah jadi bayi paling gede dan sehat (4kg!).
Setiap kelahiran itu unik, bagaimanapun caranya setiap anak keluar dari rahim ibunya pasti bagi sang ibu itu spesial dan akan dikenang seumur hidupnya. Seperti ummi yang selalu mengenang setiap prosesi melahirkannya.
Jadi yang lebih layak diberikan selamat di hari ini itu ummi dan abah. Selamat ya ummi, abah sudah 26 tahun anak pertamamu hidup dan sehat. Semuanya gak lepas dari izin Allah swt melalui tangan-tangan kalian.


Ummi dan anak-anaknya yang sudah besar

4 comments

Betul Mba, setiap kelahiran itu unik. Saya dan dua adik saya pun punya cerita lahir yg berbeda-beda :)

REPLY

bener banget, saya punya 2 anak, dan keduanya punya cerita yg beda pada hari lahirnya. Btw, selamat ulang tahun ya :)

REPLY

Pastinya, dan itu pasti dikenang seumur hidup sama ibu kita. :)

REPLY

Thankyou mbak Eliza :)

REPLY

Cerita-cerita Frida Designed by Frida Nurulia